HADITS KE-1: Dari Abu Sa’id r.a., Rosululloh saw. bersabda: “Ada dua tabi’at yang tidak dapat bersatu dalam diri orang beriman:
1. Bakhil
2. Akhlaq yang buruk.” (HR Tirmidzi-Misykat)
HADITS KE-2: Dari Abu Bakar Shiddiq r.a., Rosululloh saw. bersabda: “Tidak akan masuk Jannah orang-orang yang penipu, orang-orang yang bakhil, dan orang-orang yang mengungkit-ungkit pemberian sedekahnya.” (HR Tirmidzi-Misykat)
HADITS KE-3: Abu Dzar r.a. berkata, “Suatu ketika saya menemui Rosululloh saw. Ketika itu Rosululloh saw. sedang duduk-duduk di bawah bayang-bayang Ka’bah. Melihatku, Rosululloh saw. bersabda: “Demi Tuhan Ka’bah! Mereka adalah sangat-sangat rugi!” Aku berkata, “Aku korbankan kedua ibu bapakku untuk tuan, siapakah mereka itu?” Rosululloh saw. menjawab, “Mereka adalah yang memiliki banyak harta, kecuali mereka yang berbuat begini-begini (sedekah) kepada mereka yang berada di kanan kirinya, depan dan belakangnya. Akan tetapi jumlah manusia yang demikian sangat sedikit.” (HR Muttafaq ‘alaih-Misykat)
HADITS KE-4: “Dari Abu Hurairoh r.a., Rosululloh saw. bersabda: “Orang yang dermawan sangat dekat dengan ALLOH, dekat dengan Jannah, dekat dengan manusia dan jauh dari Neraka. Sesungguhnya orang jahil (kurang ilmu pengetahuan) yang dermawan lebih disukai ALLOH daripada ahli ibadah (banyak melakukan ibadah sunnat) yang bakhil.” (HR Turmudzi-Misykat)
Nabi Yahya bin Zakariya a.s. bertanya kepada setan, “Siapakah orang yang paling kamu sukai?” Setan menjawab, “Aku sangat suka kepada mu-min yang bakhil dan sangat benci kepada orang fasiq yang gemar sedekah.” Beliau a.s. berkata kepada setan, “Aku tidak memahami perkataanmu.” Setan menjelaskan, “Aku tidak bimbang kepada mu-min yang bakhil, sebab bakhil akan menariknya ke neraka. Tetapi orang fasiq yang dermawan sangat aku khawatirkan, sebab aku takut nanti ALLOH akan mengampuninya karena kedermawanannya.” (Ihya)
Dinyatakan dalam hadits lain, “Barangsiapa yang berbaik sangka kepada ALLOH, maka ia akan bersedekah. Dan barangsiapa yang kurang yaqinnya kepada ALLOH, ia akan bakhil.” (Kanzul ‘Ummal)
HADITS KE-5: “Dari Abu Hurairoh r.a., Rosululloh saw. bersabda: “Sakho (sifat dermawan) seperti pohon kayu di dalam Jannah. Sakhi (orang yang dermawan) akan memegang satu dari pohon itu dan dengannya akan memasuki Jannah. Dan Syuhh (sifat bakhil) merupakan pohon kayu di neraka. Dan syahhi (orang bakhil) akan memegang satu dahannya, dan pohon itu akan menariknya ke neraka.” (HR Baihaqi-Misykat)
Dalam hadits lain dinyatakan, “Sakhowah (sifat dermawan) adalah pohon di Jannah yang mengembangkan dahan-dahannya ke dunia. Siapa yang memegang dahan-dahannya itu, maka ia akan sampai ke Jannah. Dan kebakhilan merupakan satu pohon di neraka Jahannam yang mengembangkan dahan-dahannya ke dunia, siapa yang memegang dahannya itu, ia akan sampai ke dalam neraka.” (Kanzul ‘Ummal)
HADITS KE-6: “Dari Abu Hurairoh r.a., Rosululloh saw. bersabda, “Sifat buruk dalam diri seorang pria ada dua:
1. Kebakhilan yang menghilangkan kesabaran.
2. Perasaan takut seolah-olah nyawanya akan tercabut.” (HR Abu Dawud-Misykat)
“Sesungguhnya manusia diciptakan (bersifat) keluh kesah. Apabila kesusahan menimpanya dia mengeluh, dan bila memperoleh kebaikan (harta), dia amat bakhil. Kecuali orang-orang yang sholat, yang mereka tetap mengerjakan sholatnya. Dan orang-orang yang di dalam hartanya ada haq yang ditentukan bagi orang (miskin) yang meminta dan orang (miskin) yang tidak mau meminta. Dan orang-orang yang membenarkan hari pembalasan. Dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. Sesungguhnya azab Tuhannya tidak ada seorangpun yang aman (dari kedatangannya). Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isterinya atau hamba-hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka (dalam hal itu) tidak tercela. Barangsiapa mencari yang selain itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janji-janjinya. Dan orang-orang yang melaksanakan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara sholatnya. Mereka itu dimuliakan di dalam Jannah.’ (QS Al Ma’arij,70:19-35)
HADITS KE-7: Dari Ibnu Abbas r.a., Rosululloh saw. bersabda: “Tidaklah beriman orang yang makan kenyang, sementara tetangga-tetangganya yang berdekatan menderita kelaparan.” (HR Baihaqi-Misykat)
Rosululloh saw. bersabda: “Orang yang bermalam dengan perut kekenyangan padahal dia mengetahui bahwa tetangganya kelaparan, maka dia belum beriman kepadaku.” (Targhib)
Rosululloh saw. bersabda: “Pada hari qiamat sebagian orang akan memegang pakaian tetangganya dan akan mengadu kepada ALLOH SWT.: “Ya ALLOH! Tanyakanlah kepada orang ini, mengapa ia menutup pintunya, dan tidak memberikan kepadaku apa yang lebih dari keperluannya.” (Targhib)
Rosululloh saw. bersabda: “Wahai manusia, bersedekahlah! Aku akan bersaksi untukmu pada hari qiamat. Mungkin di kalanganmu ada orang yang setelah makan kenyang pada malam hari dan masih terdapat makanan yang berlebihan, padahal sepupunya telah bermalam dalam keadaan lapar. Mungkin ada juga di kalanganmu yang sedang menambah hartanya padahal tetangganya yang berdekatan tidak mempunyai apa-apa untuk memenuhi kebutuhannya.” (Kanzul ‘Ummal)
HADITS KE-8: Dari Abdullah bin Umar dan Abu Hurairoh r.a., Rosululloh saw. bersabda: “Seorang wanita telah disiksa karena dia mengikat seekor kucing hingga mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan dan tidak pula melepaskannya agar kucing itu dapat mencari makan sendiri dengan menangkap binatang-bainatang.” (HR Muttafaqun ‘alaih)
Rosululloh saw. melihat satu tanda di atas muka seekor keledai lalu bersabda: “Tidakkah kau ketahui, bahwa aku melaknat orang yang meletakkan tanda di atas muka binatang atau yang memukul seekor binatang pada mukanya.” (Kitab Abu Dawud)
HADITS KE-9: Dari Anas r.a., Rosululloh saw. bersabda: “Pada hari qiamat salah seorang anak Adam akan dibangkitkan dan dihadapkan kepada ALLOH SWT. Untuk dihisab dalam keadaan terhina dan lemah seperti seekor anak biri-biri. ALLOH SWT. Berfirman kepadanya: “Aku telah memberimu harta kekayaan, kemuliaan dan kehormatan. Apakah yang telah kamu perbuat dengannya?” Dia menjawab: “Aku telah mengumpulkan harta dan telah mengembangkannya sehingga harta itu bertambah banyak, dan aku telah meninggalkannya di dunia lebih banyak lagi. Kini kembalikan aku ke dunia agar aku dapat membawa semua harta itu ke hadapan Engkau, ya Tuhan.” ALLOH SWT. Berfirman: “Ketika engkau hidup di dunia, kebaikan apakah yang telah engkau kirimkan ke sini?” Maka orang itu kembali mengatakan seperti tadi: “Aku telah mengumpulkan harta dan mengembangkannya…” Tetapi dia tidak dapat membawa harta yang didapatnya ketika di dunia. Maka dengan disertai hardikan, orang itu akan dicampakan ke dalam neraka.” (HR Tirmidzi-Misykat)
Rosululloh saw. bersabda: “Harta seseorang adalah apa yang telah dia kirimkan ke akhirat, sedangkan yang dia tinggalkan bukanlah hartanya, tetapi milik ahli warits.” (HR Bukhori)
Rosululloh saw. bersabda: “Manusia menyatakan, ‘Hartaku, hartaku’, padahal hartanya hanya tiga perkara saja. Pertama, apa yang telah dia habiskan dengan memakannya. Kedua, apa yang telah dia lusuhkan dengannya memakainya. Dan ketiga, apa yang telah dia simpan di sisi ALLOH. Selain itu, apapun yang tertinggal bukanlah hartanya sendiri, tetapi dia tinggalkan untuk orang lain.” (Misykat)
Ketika futtuh Makkah, Sa’ad bin Abi Waqqos r.a. sakit keras. Rosululloh saw. menziarahinya, Sa’ad bin Abi Waqqos berkata, “Ya Rosululloh, saya mempunyai harta yang banyak, dan ahli waris saya hanya seorang anak perempuan, saya berkeinginan untuk mewasiatkan semua harta saya.” Tetapi Rosululloh saw. melarangnya, maka Sa’ad akan mewasiatkan dua pertiga hartanya dan hal inipun dicegah Rosululloh saw. Kemudian Sa’ad akan mewasiatkan setengah dari hartanya, dan Rosululloh pun tidak membenarkannya. Akhirnya ketika Sa’ad meminta izin untuk mewasiatkan satu pertiganya, Rosululloh saw. bersabda: “Satu pertigapun sudah banyak, kamu tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya adalah lebih baik daripada kamu tinggalkan mereka dalam keadaan faqir sehingga mereka meminta-minta. Apa saja yang dibelanjakan karena ALLOH akan mendatangkan pahala. Harta satu suap yang diberikan kepada isteri karena ALLOH juga akan mendatangkan pahala.” (Misykat dari Sohihain)
Ali Karomallohu wajhah mengatakan bahwa ALLOH SWT. Telah mematikan dua orang kaya dan dua orang miskin. Kemudian dia bertanya kepada seorang kaya, “Apakah yang telah kamu kirimkan terlebih dahulu untuk dirimu dan apa yang telah kamu tinggalkan untuk anak isterimu?” Dia menjawab, “Ya ALLOH, Engkaulah yang telah menciptakanku dan Engkaulah yang telah menciptakan mereka dan Engkaulah yang telah mengambil tanggung jawab untuk rezeki setiap orang. Engkau yang telah berfirman dalam al Qur-an: “Barangsiapa yang memberi pinjaman kepada ALLOH dengan pinjaman yang baik maka dilipatgandakan baginya dan baginya pahala yang mulia.” Atas perkara inilah aku telah kirimkan hartaku terlebih dahulu. Aku mengetahui bahwa Engkau akan memberi rezqi kepada mereka.” Maka ALLOH SWT. Berfirman: “Baiklah, pergilah. Jika engkau (ketika hidup di dunia) telah mengetahui balasan dan pemberian bagimu di sisi-KU, maka engkau akan gembira dan tidak berduka cita.”
Kemudian ALLOH bertanya kepada orang kaya yang kedua, “Apakah yang telah kamu kirimkan lebih dahulu untuk dirimu sendiri dan apakah yang telah kamu tinggalkan untuk keluargamu?” Maka dia menjawab, “Ya ALOH, aku mempunyai anak-anak dan aku khawatir dengan kemiskinan dan kesusahan mereka.” ALLOH SWT. Bertanya, “Bukankah AKU yang tela menciptakan kamu dan mereka? Bukankah AKU telah bertanggung jawab terhadap rezqi kamu sekalian?” Dia menjawab, “Memang, ya ALLOH! Tetapi aku merasa khawatir dengan kemiskinan mereka.” ALLOH berfirman, “Kemiskinan itu sudah menimpa mereka. Apakah kamu dapat menyelamatkan mereka? Baiklah, pergilah. Jika kamu mengetahui ketika kamu hidup di dunia akan azab yang ada di sisi-KU, maka kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”
Kemudian, ALLOH bertanya kepada seorang miskin, “Apakah yang telah kamu kirimkan terlebih dahulu untuk dirimu sendiri dan apakah yang telah kamu tinggalkan untuk keluargamu?” Maka dia menjawab, “Ya ALLOH! ENGKAU telah menciptakan saya dengan memberikan kesehatan dan keselamatan, ENGKAU juga telah memberikan kemampuan kepadaku berbicara dan telah mengajarkan nama-MU Yang Maha Suci, juga mengajarkan untuk berdo’a kepada-MU. Jika (dahulu) ENGKAU memberikan harta kepada-KU, aku khawatir aku menjadi sibuk dengannya, aku ridho pada ENGKAU dengan keadaanku.”
Kemudian orang miskin yang kedua ditanya, “Apakah yang telah engkau kirimkan terlebih dahulu untuk dirimu sendiri dan apakah yang telah kamu tinggalkan untuk keluargamu?” Dia berkata, “Ya ALLOH, apakah yang telah ENGKAU berikan kepadaku di dunia itulah yang dipersoalkan di sini?” Kemudian ia ditanya lagi, “Bukankah AKU telah memberimu kesehatan, kepandaian berbicara, telinga, mata dan lain-lain? Dan bukankah AKU telah memberitahumu di dalam al Qur-an “Berdo’alah kepada-KU, pasti akan AKU kabulkan”? Dia menjawab, “Ya ALLOH, semua ini benar, tetapi akku telah lupa.” Maka ALLOH berfirman, “Baiklah, hari ini AKU akan melupakanmu. Pergilah. Jika ketika hidupmu di dunia engkau mengetahui akan azab yang ada di sisi-KU bagimu, maka kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (Kanzul ‘Ummal)
HADITS KE-10: “Dari Umar r.a., Rosululloh saw. bersabda, “Barangsiapa yang mendatangkan bahan makanan dari luar (untuk dijual murah), maka ia akan diberi rizqi dan barangsiapa yang menimbunnya akan dilaknat.” (HR Ibnu Majjah-Misykat)
HADITS KE-11: “Anas r.a. berkata bahwa ketika salah seorang dari sahabat r.a. telah wafat, maka seseorang mengatakan, “Bergembiralah, engkau akan masuk Jannah.” Maka Rosululloh saw. bersabda, “Kamu tidak mengetahui, mungkin pada suatu waktu dia telah berbicara sia-sia atau telah berlaku bakhil dengan sesuatu yang biasa (yang jika dia memberikannya), dia tidak akan rugi.” (HR Tirmidzi-Misykat)
HADITS KE-12: “Seseorang telah menghadiahkan sepotong daging (yang telah dimasak) kepada Ummul Mukminin Ummu Salamah r.a.. Sedangkan Rosululloh saw. menyukai daging itu. Maka Ummu Salamah menyuruh pembantu perempuannya untuk menyimpan daging tadi di rumahnya, untuk makan Rosululloh saw. Pembantunya itupun menyimpan daging itu di atas papan di rumah. Setelah beberapa lama seorang peminta sedekah datang mendekati pintu lalu meminta, “Karena ALLOH, berilah saya sesuatu. Mudah-mudahan ALLOH memberi keberkahan kepadamu.” Maka dari dalam rumah terdengar jawaban, “Semoga ALLOH memberkatimu.” (Isyarat bahwa tidak ada apa-apa untuk diberikan). Maka si peminta-minta itu pergi. Setelah itu datanglah Rosululloh saw. lalu berkata, “Ummu salamah, saya ingin makan sesuatu, apakah ada makanan?” Maka Ummu Salamah r.a. menyuruh pembantu perempuannya, “Pergilah dan bawalah daging itu dan hidangkan di hadapan Rosululloh.” Diapun pergi untuk mengambil daging yang disimpan di atas papan itu. Tetapi di tempat itu tidak terdapat daging melainkan sepotong batu putih. (Setelah mengetahui peristiwa itu) Rosululloh saw. bersabda, “Oleh karena kamu tidak memberikan daging itu kepada si peminta-minta (faqir), maka daging itu telah berubah menjadi batu.” (HR Baihaqi-Dalailun Nubuwah;Misykat)
HADITS KE-13: “Dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya r.a., sesungguhnya Rosululloh saw. bersabda, “Awal perbaikan umat ini adalah yaqin kepada ALLOH, dan zuhud. Dan awal kerusakannya adalah karena bakhil dan panjang angan-angan.” (HR Baihaqi dalam Syu’bul Iman-Misykat)
HADITS KE-14: “Dari Abu Hurairoh r.a., sesungguhnya Rosululloh saw. suatu ketika maemasuki tempat Bilal r.a.. Pada saat itu di hadapan Bilal terdapat setumpuk kurma. Bilal r.a. berkata, “Ya Rosululloh, saya menyimpan semua ini untuk keperluan hari esok.” Rosululloh saw. bersabda, “Wahai Bilal! Tidakkah engkau takut melihat asap api neraka pada hari Hisab dikarenakan hal ini? Bilal, infakkanlah! Dan janganlah takut kekurangan di sisi pemilik Arasy.” (HR Baihaqi di dalam Syu’bul Iman-Misykat)
Rosululloh saw. bersabda, “Aku telah berdiri di dekat pintu Jannah, maka aku menyaksikan orang-orang yang memasukinya kebanyakan faqir miskin, orang-orang kaya masih tertahan. Ahli-ahli Jahannam pun telah dicampakkan ke dalamnya, dan ketika aku berdiri di dekat pintu neraka, aku menyaksikan bahwa perempuan yang paling banyak memasukinya.” (Misykat)
Abu Sa’id r.a. berkata bahwa Rosululloh saw. pernah mendatangi lapangan tempat sholat hari raya, ketika melalui majelis perempuan, maka beliau berkhutbah kepada mereka, “Hendaknya kalian memperbanyak sedekah! Aku telah melihat perempuan banyak yang memasuki neraka.” Mereka bertanya, “Apa sebabnya, ya Rosulalloh?” Rosululloh saw. menjawab, “Karena kebanyakan perempuan suka mengutuk (mendo’akan keburukan untuk orang lain) dan juga kebanyakkan mereka tidak berterimakasih kepada suaminya.” (Misykat)
Dalam hadits yang lain dinyatakan sebab kebanyakkan perempuan menghuni neraka adalah, “Mereka tidak mengakui kebaikkan suaminya dan tidak berterimakasih kepada suaminya. Kalian telah berbuat baik kepada isterimu walau sepanjang hidupmu, namun karena suatu kesalahan kecil saja, dia akan berkata, “Tidak sekalipun aku mendapat kebaikan darimu.” (HR Muttafaq ‘alaih-Misykat)
Suatu ketika Rosululloh saw. berdo’a, “Ya ALLOH! Hidupkan aku sebagai orang miskin, matikan aku dalam keadaan miskin dan bangkitkan aku di kalangan orang-orang miskin.” Siti ‘Aisyah r.a. menanyakan ini, “Mengapa ya Rosulalloh?” Rosululloh saw. menjawab, “Orang-orang miskin akan memasuki Jannah empat puluh tahun lebih dahulu daripada orang-orang kaya di kalangan mereka. Wahai Aisyah! Janganlah biarkan orang-orang miskin berlalu dengan putus harapan, berilah walaupun dengan separuh kurma. Wahai Aisyah! Sayangilah orang-orang miskin dan dekatilah mereka, maka ALLOH akan mendekatimu pada hari qiamat.” (Misykat)
HADITS KE-15: Ka’ab r.a. berkata bahwa beliau mendengar Rosululloh saw. bersabda, “Bagi setiap ummat ada satu fitnah, dan fitnah bagi ummatku adalah harta.” (HR Tirmidzi-Misykat)
Hadits ini bukan mengisyaratkan umat untuk menjauhi harta. Mufti Ilahi Bakhsy Kandlalawi meriwayatkan dari gurunya rah.a., “Dunia (harta) adalah karunia yang terbaik dari ALLOH supaya manusia dapat menggunakannya untuk mendapatkan keridhoan ALLOH.”
Ketika Rosululloh saw. menyeru manusia kepada ALLOH, beliau tidak menganjurkan manusia untuk meninggalkan semua harta benda dunia, bahkan menganjurkan agar mencari sumber pendapatan dan berkumpul dengan keluarga. Jadi hanya orang-orang yang tidak berpengetahuan sajalah yang menolak harta dan keluarga.
Ketika wafat, Utsman r.a. mempunyai 100.000 dinar dan 50.000 asyrofi dan 1.000.000 dirham yang disimpan di bendaharanya. Beliaupun memiliki wadi seperti Khaibar, Quro, dll. Nilai setiap wadi itu sekitar 200.000 dinar. Sedangkan Abdulloh bin Zubair r.a. memiliki 50.000 dinar. Di samping itu beliau memiliki 1.000 ekor kuda dan 1.000 orang hamba sahaya.
Amar bin ‘As rah.a. telah meninggalkan 300.000 dinar.
Harta Abdurrahman bin ‘Auf tidak terhitung.
Namun demikian ALLOH telah memuji mereka di dalam al Qur-an:
“Mereka beribadah kepada Tuan mereka pagi dan petang semata-mata karena keridhoanNYA.” (QS Al Kahfi,18:28)
“Mereka adalah orang-orang yang perniagaannya tidak menghalangi mereka dari berzikir kepada ALLOH.” (QS An Nur,24:37)
Demikanlah orang-orang kaya di zaman itu. Walaupun kekayaan meliputi mereka, hati mereka tetap sibuk di jalan ALLOH.